Seorang muridku yang bernama Danu (bukan nama sebenarnya) hari ini tidak masuk. Menurut pesan yang ditulis ibunya di agenda yang dikirimkan kepadaku, ia tidak berani masuk ke sekolah karena kejadian sehari sebelumnya. Pada saat kejadian yang dimaksud aku tidak berada di kelas, sehingga aku memutuskan untuk mencari tahu melalui teman-temannya.
Menurut informasi yang berhasil kukumpulkan, Danu merasa sedih sekali karena beberapa temannya menuduhnya telah mencuri barang teman yang lain. Ia merasa terhakimi dan tidak berdaya karena ia merasa tidak melakukannya. Dan yang lebih membuatnya sedih adalah beberapa temannya menantangnya untuk membuktikan omongannya bahwa ia tidak mencuri penghapus, karena penghapus yang ada di kotak pensilnya adalah penghapus yang baru dimasukkan pagi harinya oleh ibunya. Ia ditantang untuk membawa serta ibunya ke sekolah jika memang ia tidak melakukannya.
Menurut si Ayah yang juga meneleponku, si Ibu tidak bisa datang, mungkin tidak mau melayani tantangannya. Sehingga mogoklah Danu dan menangis sejadi-jadinya.
Muridku adalah anak-anak usia delapan sampai sembilan tahun, kelas tiga. Kejadian ini adalah kejadian kedua setelah pada acara market day di sekolah, ada seorang anak yang melaporkan bahwa dompetnya telah hilang, Tak lama kemudian seorang anak yang lain melaporkan bahwa ia menemukan dompet itu di dalam tasnya. Gossip pun berkembang. Beberapa temannya, salah satunya Danu, mengatakan padaku bahwa si A telah mencuri dompet si B. Aku terkejut dengan pernyataanya dan aku menanyakannya kenapa ia bilang seperti itu. Dari keterangannya, ia hanya menduga-duga.
Karena ini kuanggap penting, maka aku adakan diskusi kelas untuk membahas peristiwa tersebut. Pesannya: hati-hati dengan apa yang diucapkan, karena itu belum tentu benar. Aku juga mengatakan, jika sampai orang tuamu mendengar, pasti mereka akan marah.
Ternyata kejadian! Aku berharap murid-muridku belajar dari peristiwa ini. Tidak hanya si Danu, yang aku rasa kena banget, tetapi semua muridku untuk berhati-hati dengan kata-kata.
Mulutmu …. Harimaumu! Hhrrrrr!